Frugal Living Itu Apa? Ini Cara Penerapan dan Manfaatnya untuk Keuangan

Table of Contents

Gaya hidup Frugal Living banyak disebut para netizen Indonesia sejak adanya kabar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan naik jadi 12% pada akhir 2024 lalu.

 

Sebelumnya, Frugal Living sudah banyak diterapkan oleh sebagian banyak masyarakat ketika menghadapi pandemi Covid-19 pada 2019-2020 silam.

 

Gaya hidup tersebut diterapkan karena dianggap cocok untuk menghadapi kondisi ekonomi yang tidak pasti, terlebih ketika menghadapi kondisi yang menyulitkan.

 

Namun istilah tersebut juga masih banyak yang belum mengetahui artinya dan bagaimana cara menerapkannya dalam kehidupan.

Lantas apa itu Frugal Living?

Pengertian Frugal Living

 

Secara harfiah, kata Frugal dalam bahasa Inggris jika diartikan ke bahasa Indonesia yaitu hemat.

 

Sedangkan kata Living artinya kehidupan. Dua kata itu digabungkan memiliki arti kehidupan (keuangan) yang hemat.

 

Dilansir dari berbagai sumber Frugal Living sederhananya diartikan dengan konsep gaya hidup hemat dalam segala pengeluaran harian.

 

Tujuannya agar tidak boros dan bisa menabung. Tak sedikit orang awam menilai gaya hidup itu mirip dengan gaya hidup minimalis hingga dinilai pelit, karena kehematannya.

 

Namun sebenarnya jika diartikan secara luas, Frugal Living merupakan konsep pengalokasian uang yang dimiliki dengan sadar, penuh pertimbangan, penuh strategi sesuai dengan target keuangan di masa depan masing-masing orang.

 

Dalam penerapannya bisa memotong anggaran yang signifikan untuk pengeluaran-pengeluaran yang tidak begitu penting atau tidak diperlukan.

 

Mengenai konsep gaya hidup seperti itu juga telah dibahas lebih dalam dalam buku berjudul “The Frugal Life, and We Should Educate for it”, karya Jhon White.

Bagaimana cara penerapan Frugal Living?

1. Membuat target atau tujuan keuangan yang masuk akal dan jelas

Bisa dengan mencatat target finansial untuk masa depan, misal untuk biaya beli rumah, berangkat umroh/haji, biaya pensiun, biaya sekolah anak, dan sebagainya. 

Sebaiknya target tabungan keuangan juga ditulis dengan detail ada tahun yang telah ditentukan sesuai kemampuan. 

2. Sebelum mengeluarkan uang, pikirkan barang yang akan dibeli benar-benar butuh atau hanya sekedar ingin saja

3. Tidak memenuhi kebutuhan konsumtif dengan hutang 

Usaha membeli apapun jika benar-benar ada uangnya, bukan memaksa membeli walau sebenarnya keuangan tak mencukupi dengan mengutang, terlebih untuk barang yang tidak terlalu dibutuhkan.

4. Hidup santai dan tidak mengikuti trend 

Karena jika mengikuti setiap trend yang silih berganti membuat kita jadi membeli barang-barang yang sebenarnya begitu dibutuhkan hanya demi gengsi ataupun haus perhatian.

Jika menerapkan cara hidup yang tetap santai sesuai standar kenyamanan sendiri dan tidak memperdulikan setiap trend yang ada, maka keuangan bisa lebih terkendali.

5. Terapkan persepsi bahwa hidup tidak untuk saat ini, melainkan masih ada masa depan 

Dengan tidak menghambur-hamburkan uang dan mengingat selalu bahwa masih ada masa depan yang mungkin akan membutuhkan uang lebih banyak, maka pengeluaran bisa diatur dan lebih terkendali. Tidak kaget tiba-tiba uang habis.

6. Tidak malu hidup hemat 

Jangan memperdulikan pendapat orang lain untuk setiap pembelian dan pengeluaran dalam keseharian. 

7. Biasakan mencari atau harga yang paling murah barang/makanan yang hendak di beli 

Sebelum membeli barang yang dibutuhkan bisa membandingkan tempat satu dengan tempat lainnya. 

Manfaat Frugal Living:

  • Pengeluaran lebih terkendali dan bisa diatur
  • Keuangan tidak boros dan lebih hemat 
  • Setiap pendapatan tidak mudah cepat habis dan punya tabungan 
  • Mengurangi pengeluaran sia-sia untuk barang yang tidak berguna, dan pada akhirnya berujung di buang.***

 

Scroll to Top